Page

Monday, May 23, 2011

Mewarnai Dunia

Yesus Kristus pernah berkata: "Kalian tahu bahwa ada juga ajaran seperti ini: cintailah kawan-kawanmu dan bencilah musuh-musuhmu. Tetapi sekarang Aku berkata kepadamu: cintailah musuh-musuhmu, dan doakanlah orang-orang yang menganiaya kalian, supaya kalian menjadi anak-anak Bapamu yang di surga. Sebab Allah menerbitkan matahari-Nya untuk orang yang baik dan untuk orang yang jahat juga. Ia menurunkan hujan untuk orang yang berbuat benar dan untuk orang yang berbuat jahat juga. Sebab kalau kalian mengasihi hanya orang yang mengasihi kalian saja, untuk apa Allah harus membalas perbuatanmu itu? Bukankah para penagih pajak pun berbuat begitu? Dan kalau kalian memberi salam hanya kepada kawan-kawanmu saja, apakah istimewanya? Orang-orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat begitu! Bapamu di surga mengasihi semua orang dengan sempurna. Kalian harus begitu juga."

Yesus Kristus ingin agar kita mewarnai dunia ini dengan kasih. Kasih tanpa syarat yang diwujudkan dengan perbuatan-perbuatan baik tanpa pamrih. Banyak orang melakukan kebaikan dengan maksud-maksud tersembunyi demi keuntungan pribadi atau golongannya. Dihadapan Allah kebaikan-kebaikan yang dilakukan dengan agenda-agenda tersembunyi ini tidaklah ada harganya. Yang akan mendapat perhargaan dari Allah adalah perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan dengan tulus dan ikhlas. Sudahkah kita melakukannya?

Thursday, May 19, 2011

Orang Bodoh dan Orang Bijak

"Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak." (Sulaiman)

Ada orang yang merasa gengsi dan turun harga dirinya kalau harus mendengarkan nasihat dari orang lain (sekalipun nasihat itu benar), apalagi kalau orang yang memberi nasihat itu lebih rendah dari dirinya dalam hal kedudukan, kekayaan, ataupun pendidikannya. Dia merasa dirinya lebih dari orang-orang lain dan mampu untuk mengoreksi dirinya sendiri bila ia melakukan kekeliruan. Orang yang memiliki anggapan seperti ini adalah orang bodoh, begitulah pendapat Sulaiman, seorang bijak yang pernah hidup di dunia ini.

Tidak selamanya seseorang itu mampu mengoreksi dirinya sendiri secara obyektif. Nasihat orang lain itu bisa diibaratkan sebagai cermin untuk berkaca sehingga ketika ada kotoran yang menempel di wajahnya, ia bisa mengetahuinya dan segera membersihkan wajahnya.

Hanya orang yang bijak saja yang mau menyadari hal ini dan mau menerima nasihat dari orang-orang lain.